Buat siapa pun yang gemar makan bakso atau mi ayam, pasti tahu mangkok putih dengan gambar ayam jago. Gambar ayamnya punya jengger merah menyala, lengkap dengan bunga dan daun pisang di sampingnya. Mangkok bakso jago memang lekat dalam kehidupan sehari-hari. Hampir setiap warung bakso atau tukang mie ayam pakai mangkok ini.
Selain sering ditemui di gerobak pinggir jalan, sekarang mangkok jago juga mudah ditemukan di toko online. Banyak orang sengaja membelinya untuk koleksi atau sekadar menyajikan makanan di rumah biar lebih meriah.

Asal Usul Mangkok Bakso Jago
Cerita mangkok jago sebenarnya sudah dimulai jauh sebelum terkenal di Indonesia. Mangkok ini berasal dari Tiongkok, digunakan sebagai alat makan utama di sana. Selain untuk makan, masyarakat Tionghoa juga menjadikannya barang penting dalam upacara pernikahan.
Awalnya, mangkok bergambar ayam ini muncul pada masa Kaisar Chenghua dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1465. Sang Kaisar memesan cawan bergambar ayam jago dan betina sebagai lambang cinta untuk permaisuri. Gambarnya tidak cuma ayam, tapi juga ada anak ayam, bunga, dan dedaunan.
Gambar itu ternyata menyimpan makna. Ayam jago melambangkan kerja keras. Ayam betina dan anak-anaknya jadi simbol keluarga yang harmonis dan banyak rezeki. Sementara bunga peony berarti kemakmuran, dan daun pisang dipercaya membawa keberuntungan.
Dari Kerajaan ke Warung Pinggir Jalan
Seiring berjalannya waktu, mangkok ini mulai diproduksi dalam jumlah besar pada masa Dinasti Qing. Saat itu, mangkok ayam jadi benda yang diminati oleh masyarakat luas, tidak hanya kalangan kerajaan saja. Bahkan Kaisar Qian Long pernah membuat puisi khusus tentang mangkok ayam ini.
Lalu bagaimana mangkok bakso jago bisa sampai ke Indonesia? Salah satu jalurnya lewat para imigran dan pedagang Tionghoa yang datang ke Asia Tenggara. Mereka membawa kebiasaan dan perlengkapan makan khas, termasuk mangkok ayam.
Lama-kelamaan, mangkok ini jadi umum digunakan di berbagai warung makan. Paling sering terlihat di penjual bakso dan mie ayam. Bentuknya kokoh, isinya muat banyak, dan gambarnya ikonik. Tidak heran kalau banyak orang merasa makan lebih nikmat saat pakai mangkok ini.
Produksi di Thailand dan Indonesia
Walau berasal dari Tiongkok, ternyata Thailand juga punya peran besar dalam produksi mangkok bakso jago. Bahkan negara ini sudah mendaftarkan desain ayam jago sebagai hak kekayaan intelektual sejak tahun 2013. Di sana, produksi massal mangkok ayam dimulai sejak sebelum Perang Dunia II.
Pabrik pertama berdiri di Bangkok, lalu berkembang pesat di wilayah Lampang. Di sana, mangkok ayam masih dibuat dengan cara tradisional dan dilukis tangan. Itu sebabnya, mangkok bergambar ayam dari Lampang jadi barang yang cukup langka dan dicari banyak orang.
Harga dan Popularitas yang Tak Pernah Redup
Melansir dari liputan6.com, meskipun zaman terus berubah, mangkok bakso jago masih tetap eksis. Bahkan banyak orang membelinya untuk keperluan pribadi atau koleksi. Di e-commerce seperti Tokopedia, Lazada, hingga Shopee, mangkok ini dijual dengan harga yang bervariasi.
Di Tokopedia, harganya mulai dari Rp7.000 per buah, ada juga yang mencapai Rp100.000 tergantung bahan dan ukuran. Di Lazada dan Shopee, harganya tidak jauh berbeda, ada di kisaran Rp21.000 hingga Rp95.000. Beberapa bahkan dijual dalam set lengkap untuk keperluan rumah tangga.
Popularitas mangkok ini tidak hanya karena tampilannya unik. Tapi karena sudah melekat dalam kenangan banyak orang sejak kecil. Saat melihat mangkok bakso jago, orang langsung teringat rasa kuah bakso yang gurih dan pedas, atau mie ayam hangat dengan taburan daun bawang.



